Permainan Tradisional

Permainan Tradisional Anak Jepara
 

Kitiran Bambu

Kitiran Bambu adalah permainan kitiran atau dalam bahasa indonesia bisa dikatakan baling – baling atau Kincir Angin yang terbuat dari bambu dan kertas sebagai baling – baling nya.
 Kitiran Bambu dapat menghasilkan suara yang unik dari setiap putarannya. kitiran bambu ini adalah permainan khas jepara yang sudah sangat jarang sekali ditemukan di toko – toko permainan dikarenakan perpindahan zaman yang menyebabkan permainan ini kalah dengan permainan modern.
Kitiran lahir sekitar tahun ’70an di desa Karanganyar, Welahan, Jepara, Jawa Tengah

dan sampai sekarang masih ada keluarga yang membuat kitiran Bambu untuk menghidupi keluarganya.
Kitiran Bambu ini sangat murah hanya dengan uang 7.000 anda bisa membelinya untuk anak -anak anda yang belum pernah mengerti permainan ini. kami juga menyediakan harga khusus bagi pemborong mainan ini. karena tujuan kami, ingin membuat permainan ini di kenal lagi, tidak hanya didalam negri atau desa sendiri tapi juga diluar negri dari asia bahkan eropa. kami siap untuk menyediakan untuk anda.
Permainan Egrang.
Permainan Egrang merupakan permainan tradisional yang hampir punah. Namun, seiring berkembangnya kegiatan outbound, egrang kembali menjadi primadona. Egrang adalah permainan berjalan dengan menaiki bambu, permainan ini hanya dapat dilakukan oleh satu orang saja. Bagi orang yang tidak memiliki dan mempunyai keyakinan pada dirinya, sering kali ia mengalami kesulitan untuk melangkahkan bambu yang menopang tubuhnya.

PERALATAN


Peralatan yang digunakan untuk memainkan permainan ini tidaklah sulit didapat, karena permainan ini dibuat dengan menggunakan media bambu maupun kayu yang sudah menjadi segitiga bawahnya, kemudian salah satu dari segitiga itu dipanjangkan untuk dijadikan pegangan tangan.

CARA BERMAIN


Untuk memainkan permainan egrang ini tidaklah sulit, dengan menambah keyakinan kita bahwa kita bisa dan berani permainan ini dapat dimainkan dengan mudah, berikut adalah cara memainkan egrang.
1.    Setiap peserta memiliki saru pasang egrang, dan bersiap untuk menaiki egrang.
2.    Fasilitator memberikan arahan bahwa peserta yang menang adalah peserta yang sampai kembali ke garis start.
3.    Setelah peluit dibunyikan, setiap peserta langsung berjalan menggunakan egrang tersebut dan kembali lagi ke titik atau garis start, dan peserta yang sampai terlebih dahululah yang dinyatakan menang.


MAKNA PERMAINAN


Sering kali kita paham bahwa kehidupan inii membutuhkan fasilitas untuk mencapai apa yang kita inginkan. Atau sering kali kita menemukan diri kita sedang dihadapkan dalam situasi untuk menghadapi keadaan yang kita tidak yakini bahwa kita mampu menghadapinya. Oleh karena itu, kepercayaan diri merupakan faktor terpenting ketika kita menghadapi sesuatu. Yakinlah kepada diri kita sendiri bahwa kita memiliki banyak potensi yang masih bisa kita kembangkan. Yakinlah bahwa kita mampu menghadapi permasalahan apapun karena tuhan tidak memberikan cobaan kepada kita diluar kemampuan kita.

Dan sudah sepatutnya kita mengembangkan warisan permainan tradisional kebangsaan kita, agar mampu menjadi permainan yang dikenal dunia.


Permainan tradisional Ular naga

Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar jalar selalu kian kemari
Umpan yang besar itulah yang di cari
Ini dia lah yang terbelakang.....
Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, pPermainan tradisional perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional.
Permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Selain tidak mengeluarkan banyak biaya, permainan –permainan tradisional sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Para psikolog menilai bahwa sesungguhnya mainan tradisional mampu membentuk motorik anak, baik kasar maupun halus. Salah satu permainan yang mampu membentuk motorik anak adalah dakon. Motorik halus lebih digunakan dalam permainan ini. Pada permainan ini pemaindituntut untuk memegang biji secara utuh sembari meletakkannya satu-satu di kotakkannya dengan satu tangan.
Selain itu, permainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial para pemainnya. Inilah yang membedakan permainan tradisional dengan permainan modern. Pada umumnya, mainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan lebih dari satu pemain.Permainan galasin misalnya. Kemampuan sosial sangat dilatih pada permainan ini. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Pada permainan trdisional kemampuan anak untuk berempati dengan teman, kejujuran, dan kesabaran sangat dituntut dalam mainan tradisional. Hal ini sangat berbeda dengan pola permainan modern. Kemampuan sosial anak tidak terlalu dipentingkan dalam permainan modern ini, malah cenderung diabaikan karena pada umumnya mainan modern berbentuk permainan individual di mana anak dapat bermain sendiri tanpa kehadiran teman-temannya. Sekalipun dimainkan oleh dua anak, kemampuan interaksi anak dengan temannya tidak terlalu terlihat. Pada dasarnya sang anak terfokus pada permainan yang ada di hadapannya. Mainan modern cenderung bersifat agresif, sehingga tidak mustahil anak bersifat agresif karena pengaruh dari mainan ini.
Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan. Selain itu, permainan tradisional tidak memiliki aturan secara tertulis. Biasanya, aturan yang berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.
     Meskipun permainan tradisional sudah jarang ditemukan, masih ada beberapa anak-anak Indonesia di daerah-daerah terpencil yang memainkan permainan ini. Bahkan, permainan tradisional juga digunakan oleh para psikolog sebagai terapi pengembangan kecerdasan anak. Melihat banyaknya manfaat yang ada dalam permainan tradisional, tidak ada salahnya jika kita melestarikan dan memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda Indonesia dan dunia sebagai bentuk kepedulian anak bangsa kepada warisan budaya Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar