A. PENDAHULUAN
Hari raya Idul Fitri
bagi umat Islam dimanapun mereka berada adalah hari yang cukup istimewa dan
spesial sehingga kedatangannya disambut dengan kemeriahan dimana-mana,
digang-gang sempit, rumah reot sampai dengan rumah mewah menyambutnya dengan
penuh kegembiraan. Tidak ketinggalan pula kemeriahan yang dilakukan oleh warga
pesisir Jepara, sehingga meskipun hari raya kurang satu minggu merekapun
mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut hari yang mulia itu. Seperti
halnya warga desa Karang sari Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara ini, setiap
malam hari raya seluruh warga menyambutnya dengan takbiran keliling kampung
dengan mengarak mascot musholla dengan berbagai bentuk yang setiap tahunnya
selalu berganti-ganti. Mascot yang mereka arak biasanya mascot masjid, kapal
laut, kapal terbang sampai dengan berbagai macam hewan seperti ikan, udang, srigala
sampai dengan kalajengking.
Tradisi yang sudah
menjadi kebiasaan warga Karang sari dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri
ini, dengan membuat mascot yang diarak keliling kampung, setiap musholla
membuat satu yang kemudian diarak seluruh jamaah, dan seluruh warga masyarakat
yang merayakannya. Tidak ketinggalan pula kemeriahan kembang api dan petasan
yang selalu mewarnai keindahan pada malam hari raya Idul fitri.
B. PELAKSANAAN
Tradisi takbir keliling
biasanya dilaksanakan menjelang hari H, Sehabis melaksanakan zakat fitrah dan
shalat Isya’. Sekitar jam delapan malam dari tiap-tiap mushollapun mulai
mengarak mascot menuju ke Masjid terlebih dahulu. Setelah semua berkumpul
barulah diadakan do’a bersama memohon kepada Allah SWT agar seluruh warga desa
Karang sari diberi keselamatan dan rejeki yang melimpah yang kemudian diamini
seluruh warga desa. Selesai berdo’a bersama, barulah mascot-mascot itu bergerak
keliling kampung sambil mengumandangkan takbir yang bersahut-sahutan, diselingi
dengan dentuman petasan dan juga kilatan cahaya kembang api. Jika dilihat dari
jauh arak-arakan takbir keliling sungguh sangat indahnya, oleh karena itu
ketika rombongan mendekati rumah warga , maka semua warga menyambutnya di depan
rumah dengan suka citanya. Bahkan jika anak-anak mereka sudah tidur maka
merekapun dibangunkan untuk melihat indah dan ramainya arak-arakan takbir
keliling kampung.
1. Pelaku
Budaya
Takbir
keliling ini biasanya dilakukan/dilaksanakan mayoritas oleh para pemuda, tetapi
tidak menutup kemungkinan para orang tua dan anak-anak untuk berpartisipasi dan
ikut mensukseskan acara tersebut. Biasanya anak-anak diplotkan/diberikan tugas
untuk membeli/mencari sesuatu yang dianggap itu mudah, sedangkan para orang tua
biasanya menjelang hari H membantu dalam penataan tehnologi dan berbagai
artistic yang bisa memperindah mascot yang telah dibuat oleh para pemuda.
2. Fasilitas/Alat
Dengan
adanya tradisi takbir keliling mengarak berbagai mascot dari masing-masing
musholla di desa Karang sari ini membuat keramaian tersendiri menjelang malam
hari raya, para pemuda siang sampai sore harinya membuat dan menata mascot agar
malam nantinya siap diarak keliling kampung. Dengan cara memberinya lampu
warna-warni, meminjam disel, dan memberikan peralatan-peralatan yang dapat
mendukung keindahan mascot tersebut. Juga tidak lupa peralatan sound sytem yang
bagus sehingga ketika diarak selain berkelap kelip, juga menimbulkan
suara-suara yang keras, biasanya diisi dengan suara yang dapat menimbulkan
efek-efek estetis pada mascot yang telah dibuatnya, bahkan ada juga yang
mengisinya dengan musik-musik dangdut ataupun qosidahan, itu semua hanya
bertujuan untuk meramaikan dan memeriahkan pada malam Idul fitri tersebut. Sedangkan
untuk anak-anak ke pasar-pasar terdekat sambil membawa bekal uang untuk membeli
petasan dan kembang api dengan berbagai macam jenis, ada kembang api yang bisa
berbunyi, air mancur dan juga kembang api yang bisa meluncur ke atas bak
pesawat roket.
3. Manajemen
biaya
dari pembuatan mascot yang diarak keliling kampung ini adalah hasil swadaya
masyarakat yang dikumpulkan oleh para pemuda musholla, selanjutnya merekapun
membeli bahan-bahan yang kemudian dirangkai menjadi berbagai macam bentuk
tergantung hasil keputusan rapat bersama. Setelah mascot tersebut jadi,
kemudian di letakkan diatas kereta dorong dengan diberi lampu penerangan
berwarna-warni yang dihidupkan lewat genset, tidak lupa pula diberi pengeras
suara yang akan digunakan untuk takbir keliling kampung. Biaya yang dikeluarkan
untuk membuat mascot bervariasi antara Rp 750.000,- - Rp 1.000.000,- tergantung
dari besar kecilnya mascot dan bahan yang digunakan. Meskipun menghabiskan
biaya yang cukup besar namun mereka menganggap hal tersebut tidak memberatkan,
karena hal itu telah ada semenjak mereka masih kecil, dan jaman dahulu sebelum
jalan diaspal seperti sekarang mascot tersebut
dipikul dengan tenaga manusia.
4.
Subjek
a. Dilihat
dari aspek seni, masyarakat saling berlomba-lomba untuk membuat mascot sebagus
dan seindah mungkin, dari musholla satu dengan yang lain tidak mau kalah dalam
segi keindahan dan kelayakan mascot. Karena itu suatu bagian dari perayaan yang
wajib ada pada malam hari raya Idul fitri. Tidak lupa juga dari segi
keartistikan sebuah mascot tersebut yang bisa menjadi penilaian dari masyarakat,
manakah mascot yang lebih baik dan indah dari yang lain.
b. Dilihat
dari aspek religi, acara perayaan takbir keliling ini hanya semata-semata
ucapan syukur terhadap Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugrahnya,
dengan cara mengumandangkan asmaNya diberbagai tempat terutama di masjid dan
musholla-musholla, tidak lupa juga sebagai hari kemenangan atas keberhasilan
dalam menahan hawa nafsu dan berbagai cobaan dalam menjalankan puasa selama
satu bulan penuh.
c. Dilihat
dari aspek sosial, acara takbir keliling ini adalah sarana membangun
persaudaraan, menjalin kebersamaan dan solidaritas terhadap sesama masyarakat.
Acara ini juga menjadi suatu hiburan yang sangat-sangat ditunggu, para wargapun
tidak mau melewatkan sedikitpun acara ini, karna hanya terjadi setiap tahun
sekali.
d. Dilihat
dari aspek pengetahuan, acara ini adalah sebagai pengingat untuk selalu
bersyukur terhadap apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT, juga sebagai
penjunjung asas-asas keagamaan dan persaudaraan antar sesama.