0

Tradisi Takbir Keliling di Jepara




A.    PENDAHULUAN

Hari raya Idul Fitri bagi umat Islam dimanapun mereka berada adalah hari yang cukup istimewa dan spesial sehingga kedatangannya disambut dengan kemeriahan dimana-mana, digang-gang sempit, rumah reot sampai dengan rumah mewah menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Tidak ketinggalan pula kemeriahan yang dilakukan oleh warga pesisir Jepara, sehingga meskipun hari raya kurang satu minggu merekapun mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut hari yang mulia itu. Seperti halnya warga desa Karang sari Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara ini, setiap malam hari raya seluruh warga menyambutnya dengan takbiran keliling kampung dengan mengarak mascot musholla dengan berbagai bentuk yang setiap tahunnya selalu berganti-ganti. Mascot yang mereka arak biasanya mascot masjid, kapal laut, kapal terbang sampai dengan berbagai macam hewan seperti ikan, udang, srigala sampai dengan kalajengking.



Tradisi yang sudah menjadi kebiasaan warga Karang sari dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri ini, dengan membuat mascot yang diarak keliling kampung, setiap musholla membuat satu yang kemudian diarak seluruh jamaah, dan seluruh warga masyarakat yang merayakannya. Tidak ketinggalan pula kemeriahan kembang api dan petasan yang selalu mewarnai keindahan pada malam hari raya Idul fitri.

B.     PELAKSANAAN

Tradisi takbir keliling biasanya dilaksanakan menjelang hari H, Sehabis melaksanakan zakat fitrah dan shalat Isya’. Sekitar jam delapan malam dari tiap-tiap mushollapun mulai mengarak mascot menuju ke Masjid terlebih dahulu. Setelah semua berkumpul barulah diadakan do’a bersama memohon kepada Allah SWT agar seluruh warga desa Karang sari diberi keselamatan dan rejeki yang melimpah yang kemudian diamini seluruh warga desa. Selesai berdo’a bersama, barulah mascot-mascot itu bergerak keliling kampung sambil mengumandangkan takbir yang bersahut-sahutan, diselingi dengan dentuman petasan dan juga kilatan cahaya kembang api. Jika dilihat dari jauh arak-arakan takbir keliling sungguh sangat indahnya, oleh karena itu ketika rombongan mendekati rumah warga , maka semua warga menyambutnya di depan rumah dengan suka citanya. Bahkan jika anak-anak mereka sudah tidur maka merekapun dibangunkan untuk melihat indah dan ramainya arak-arakan takbir keliling kampung.

1.      Pelaku Budaya

Takbir keliling ini biasanya dilakukan/dilaksanakan mayoritas oleh para pemuda, tetapi tidak menutup kemungkinan para orang tua dan anak-anak untuk berpartisipasi dan ikut mensukseskan acara tersebut. Biasanya anak-anak diplotkan/diberikan tugas untuk membeli/mencari sesuatu yang dianggap itu mudah, sedangkan para orang tua biasanya menjelang hari H membantu dalam penataan tehnologi dan berbagai artistic yang bisa memperindah mascot yang telah dibuat oleh para pemuda.

2.      Fasilitas/Alat

Dengan adanya tradisi takbir keliling mengarak berbagai mascot dari masing-masing musholla di desa Karang sari ini membuat keramaian tersendiri menjelang malam hari raya, para pemuda siang sampai sore harinya membuat dan menata mascot agar malam nantinya siap diarak keliling kampung. Dengan cara memberinya lampu warna-warni, meminjam disel, dan memberikan peralatan-peralatan yang dapat mendukung keindahan mascot tersebut. Juga tidak lupa peralatan sound sytem yang bagus sehingga ketika diarak selain berkelap kelip, juga menimbulkan suara-suara yang keras, biasanya diisi dengan suara yang dapat menimbulkan efek-efek estetis pada mascot yang telah dibuatnya, bahkan ada juga yang mengisinya dengan musik-musik dangdut ataupun qosidahan, itu semua hanya bertujuan untuk meramaikan dan memeriahkan pada malam Idul fitri tersebut. Sedangkan untuk anak-anak ke pasar-pasar terdekat sambil membawa bekal uang untuk membeli petasan dan kembang api dengan berbagai macam jenis, ada kembang api yang bisa berbunyi, air mancur dan juga kembang api yang bisa meluncur ke atas bak pesawat roket.

3.      Manajemen

biaya dari pembuatan mascot yang diarak keliling kampung ini adalah hasil swadaya masyarakat yang dikumpulkan oleh para pemuda musholla, selanjutnya merekapun membeli bahan-bahan yang kemudian dirangkai menjadi berbagai macam bentuk tergantung hasil keputusan rapat bersama. Setelah mascot tersebut jadi, kemudian di letakkan diatas kereta dorong dengan diberi lampu penerangan berwarna-warni yang dihidupkan lewat genset, tidak lupa pula diberi pengeras suara yang akan digunakan untuk takbir keliling kampung. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat mascot bervariasi antara Rp 750.000,- - Rp 1.000.000,- tergantung dari besar kecilnya mascot dan bahan yang digunakan. Meskipun menghabiskan biaya yang cukup besar namun mereka menganggap hal tersebut tidak memberatkan, karena hal itu telah ada semenjak mereka masih kecil, dan jaman dahulu sebelum jalan diaspal seperti sekarang mascot tersebut  dipikul dengan tenaga manusia.

4.      Subjek

a.    Dilihat dari aspek seni, masyarakat saling berlomba-lomba untuk membuat mascot sebagus dan seindah mungkin, dari musholla satu dengan yang lain tidak mau kalah dalam segi keindahan dan kelayakan mascot. Karena itu suatu bagian dari perayaan yang wajib ada pada malam hari raya Idul fitri. Tidak lupa juga dari segi keartistikan sebuah mascot tersebut yang bisa menjadi penilaian dari masyarakat, manakah mascot yang lebih baik dan indah dari yang lain.  
b.    Dilihat dari aspek religi, acara perayaan takbir keliling ini hanya semata-semata ucapan syukur terhadap Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugrahnya, dengan cara mengumandangkan asmaNya diberbagai tempat terutama di masjid dan musholla-musholla, tidak lupa juga sebagai hari kemenangan atas keberhasilan dalam menahan hawa nafsu dan berbagai cobaan dalam menjalankan puasa selama satu bulan penuh.
c.       Dilihat dari aspek sosial, acara takbir keliling ini adalah sarana membangun persaudaraan, menjalin kebersamaan dan solidaritas terhadap sesama masyarakat. Acara ini juga menjadi suatu hiburan yang sangat-sangat ditunggu, para wargapun tidak mau melewatkan sedikitpun acara ini, karna hanya terjadi setiap tahun sekali.
d.      Dilihat dari aspek pengetahuan, acara ini adalah sebagai pengingat untuk selalu bersyukur terhadap apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT, juga sebagai penjunjung asas-asas keagamaan dan persaudaraan antar sesama.