Menulis: Menumpahkan Isi Hati dan Pikiran



Kata sebagian orang, menulis itu sulit. Ya, betul, jika Anda hanya memikirkannya. Kata sebagian yang lain, “Saya tidak berbakat menjadi penulis.” Tidak. Buktinya, setiap hari Anda menulis tanpa kesulitan.

Jangan pernah mengatakan bahwa menulis itu susah. Semua orang yang pernah mengenyam bangku sekolah dasar pasti bisa menulis. Bahkan, sebagian dari mereka hampir pasti setiap hari menulis, misalnya pesan pendek (SMS). Jadi, atas dasar apa kita berani bilang tidak berbakat atau tidak bisa menulis?

Menulis itu gampang. Untuk menyingkirkan asumsi bahwa menulis itu sulit, perlu dipahami bahwa menulis artinya menumpahkan isi hati dan atau pikiran. Selama kita masih mempunyai hati yang terisioleh perasaan suka, duka, kesal, senang, maupun yang lain, berarti kita bisa menuliskannya. Selama kita mempunyai pengetahuan maupun ide di alam pikiran, berarti kita masih bisa menulis.

Apa yang kita rasakan di hati dan apa yang kita simpan di pikiran, itulah bekal kita untuk menulis. Sudah matikah kita sehingga tidak bisa merasakan dengan hati dan memikirkan sesuatu? Maka, langkah awal dalam menulis adalah menuliskan isi hati dan pikiran.

Sebagai latihan, jika Anda sedang marah kepada seseorang, misalnya, tuliskan saja, “Aku marah kepada si A.” Setelah itu, tuliskan saja hal-hal yang membuat Anda marah kepada si A. Misalnya: “Tadi pagi ia meminjam buku tanpa izin.” “Tadi siang ia memalingkan muka dariku.” “Sore ini ia menyalahkan aku.” Dan seterusnya. Kemudian Anda bisa menuliskan apa saja yang hendak Anda lakukan untuk memberikan pelajaran kepada si A. Dan seterusnya.

Jika semua perasaan itu sudah Anda ungkapkan dalam tulisan, artinya Anda sudah menuangkan adonan tulisan Anda di atas baskom. Selanjutnya, Anda hanya perlu untuk menggorengnya, yaitu membacanya lagi dan mengaitkan satu dengan yang lain dengan bahasa yang runtut dan benar.

Jadi, langkah pertama bagi pemula adalah menuangkan isi hati dan pikiran, tanpa memedulikan struktur kebahasaaan. Setelah semua isi hati dan pikiran habis tertuang, barulah ia membaca ulang tulisannya dan merapikannya.

Menghasilkan Tulisan yang Bagus

Meskipun menulis itu begitu mudah, untuk menghasilkan tulisan yang bagus memang tidak mudah, tetapi juga tidak mustahil. Kuncinya adalah menulis itu sendiri. Kemahiran menulis hanya bisa didapatkan dengan pengulangan yang terus-menerus. Tidak ada ceritanya penulis hebat tiba-tiba muncul lewat tulisan pertamanya.

Penulis pemula sebaiknya tidak perlu memasang target yang tinggi terhadap tulisannya. Yang terpenting baginya adalah menyampaikan apa yang ada di hati dan pikirannya lewat tulisan. Jika maksud tulisan itu bisa dipahami dengan baik oleh pembaca, berarti ia sudah berada pada arah yang benar dalam menulis.

Pada level selanjutnya, penulis perlu membuat tulisannya lebih bergizi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan riset. Jika kita ingin menulis tentang prediksi pertandingan Malaysia vs Thailand di Piala AFF 2012, misalnya, kita perlu melakukan riset terkait materi pemain kedua tim, rekor pertemuan di antara mereka, dan lain sebagainya. Data-data semacam inilah yang akan membuat tulisan kita bergizi sehingga terasa enak saat disantap oleh pembaca.

Jika kita sudah mampu memahamkan pembaca dan memberikan gizi yang cukup melalui tulisan-tulisan kita, dan itu kita lakukan secara terus-menerus, dengan sendirinya kita akan mempunyai gaya tulisan yang khas. Gaya ini bersifat alamiah dan biasanya dipengaruhi oleh tulisan-tulisan yang pernah kita baca dan cara pandang kita terhadap suatu masalah.

Sudahkah kita menulis hari ini?

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/12/07/menulis-menumpahkan-isi-hati-dan-pikiran-514904.html

0 komentar:

Posting Komentar