MENUANGKAN GAGASAN DAN PENGGUNAAN BAHASA TULISAN



Menuangkan gagasan melalui tulisan memang tidak mudah karena menulis bukan hanya menuangkan apa yang diucapkan atau membahasatuliskan bahasa lisan saja. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan (Rusyana, 1988:191). Artinya, gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola dan melaluinya pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis. Bila apa yang dimaksudkan oleh penulis sama dengan yang dimaksudkan oleh pembaca, seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis.

Tidak mudah tentunya berteriak, mengungkapkan kesedihan, atau menjelaskan cara kerja suatu alat melalui tulisan. Karena itu, menulis menuntut kemampuan berpikir yang memadai. Sebab tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui tulisanlah penulis mengomunikasikan pikirannya. Dan melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menuangkan gagasan adalah menulis itu sendiri. Hal tersebut merupakan usaha untuk mewujudkan apa yang ada di kepala. Jangan biarkan kertas atau layar monitor komputer tetap kosong. Teruslah menulis meski hasil awal tulisan tidak begitu baik. Itu hal yang wajar dan jauh lebih baik daripada Anda tidak mencoba menuliskannya. Karena gagasan tulisan tidak akan ada artinya jika tidak mulai ditulis. Ketika sedang menulis, menulislah saja, jangan membarenginya dengan mengedit. Hal itu akan memperlambat hasil tulisan, bisa jadi tulisan tidak akan selesai karena disibukkan dengan penyuntingan yang dilakukan. Alasan lainnya, sebuah tulisan yang baik dihasilkan melalui dua tahap, menuangkan isi pikiran dan penyuntingan.

Setelah draf awal tulisan selesai, lakukan tahap kedua, yaitu penyuntingan. Hal ini perlu dilakukan agar gagasan yang disampaikan melalui tulisan berhasil mencapai sasaran. Mungkin saja draf awal tulisan masih dipenuhi dengan pilihan kata yang kurang tepat atau gagasan belum dipaparkan dengan baik. Perhatikan dan perbaiki penggunaan bahasa dalam tulisan. Dalam hal ini, tulisan adalah dalam bahasa Indonesia. Karena itu, untuk menjadi seorang penulis tentu saja diperlukan penguasaan bahasa Indonesia yang memadai.

Sejumlah bidang masalah yang lazim diperhatikan dalam penyuntingan adalah kesalahan tata bahasa. Kesalahan tata bahasa ini meliputi kesalahan pemakaian tanda baca, kesalahan ejaan, penyusunan kalimat dalam paragraf, dan sebagainya. Hal ini perlu diperhatikan untuk mendapatkan tulisan yang baik dan benar. Penggunaan kata yang betul dan yang salah juga perlu dipertimbangkan dalam kaitan dengan penafsirannya oleh pembaca.

Perhatikan pula tentang perpindahan yang menyentak. Karena dalam rangkaian tulisan diperlukan jembatan untuk memuluskan perpindahan dari satu topik, paragraf, atau kalimat kepada berikutnya agar pembaca tidak tersentak dan tidak bingung ketika membaca tulisan. Ambiguitas juga menjadi masalah tersendiri yang perlu dicermati. Masalah ini memerlukan kewaspadaan istimewa karena merupakan masalah yang tidak mudah dilacak oleh penulis. Ambiguitas atau kekaburan makna biasanya bersumber pada perumusan yang kurang tepat dalam penulisan. Diperlukan kepekaan terhadap hal ini.

Keempat hal di atas perlu diperhatikan agar gagasan yang disampaikan dengan bahasa tulisan dapat sampai dengan tepat dan benar kepada para pembaca.

http://pelitaku.sabda.org/menyampaikan_gagasan_lewat_tulisan

0 komentar:

Posting Komentar